Mahasiswa Universitas di Lampung Dorong Gerakan Muda Bergerak Hijau Bersama Publik Lampung
Mahasiswa Universitas di Lampung Dorong Gerakan Muda Bergerak Hijau Bersama Publik Lampung
Generasi Muda Lampung Mulai Bergerak untuk Bumi
Isu lingkungan bukan lagi sekadar wacana di ruang akademik. Di Lampung, gerakan kepedulian terhadap alam mulai tumbuh dari kampus dan menyebar ke masyarakat luas. Salah satu inisiatif paling menonjol adalah Gerakan Muda Bergerak Hijau, yang lahir dari kolaborasi mahasiswa berbagai universitas di Lampung dan mendapat sorotan positif dari **Publik Lampung** sebagai media lokal yang aktif mendukung kegiatan sosial dan edukatif.
Gerakan ini berangkat dari keprihatinan sederhana: semakin banyaknya sampah plastik di kampus dan berkurangnya ruang hijau di lingkungan perkotaan. Namun, dari masalah itu, lahirlah semangat perubahan yang luar biasa. Para mahasiswa tidak hanya berdiskusi, tapi juga bergerak nyata di lapangan. Mereka percaya, perubahan besar dimulai dari langkah kecil yang konsisten.
Banyak orang berpikir bahwa peran universitas hanya sebatas mencetak sarjana. Padahal, kampus memiliki potensi besar sebagai pusat transformasi sosial, termasuk dalam bidang pelestarian lingkungan.
Beberapa universitas di Lampung, seperti Universitas Lampung (Unila), Universitas Mitra indonesia (Umitra), dan Institut Teknologi Sumatera (Itera), mulai mengembangkan program lingkungan yang diinisiasi mahasiswa.
Melalui dukungan komunitas Muda Bergerak, kegiatan seperti *Eco-Campus Day*, *Gerakan Kampus Tanpa Sampah Plastik*, dan *Green Innovation Challenge* mulai digelar rutin setiap semester. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan mahasiswa, tapi juga dosen, tenaga kependidikan, dan masyarakat sekitar kampus.
Komunitas Muda Bergerak di Lampung dikenal dengan aktivitas sosialnya yang beragam, mulai dari pendidikan hingga pemberdayaan masyarakat. Kini mereka menambah fokus baru: gerakan hijau.
Gerakan Muda Bergerak Hijau bertujuan menumbuhkan kesadaran generasi muda akan pentingnya menjaga lingkungan. Salah satu program unggulan mereka adalah “Satu Mahasiswa, Satu Pohon”, di mana setiap mahasiswa baru diwajibkan menanam satu pohon di lingkungan kampus atau area publik Lampung.
Program ini disambut antusias oleh berbagai universitas. Bahkan, beberapa kampus menjadikannya sebagai bagian dari kegiatan orientasi mahasiswa baru. Publik Lampung menyoroti kegiatan ini dalam serangkaian artikel dan video dokumenter, menampilkan kisah inspiratif para mahasiswa yang menanam pohon sebagai simbol harapan bagi masa depan bumi.
Sebagai media yang selalu mendukung gerakan sosial positif, Publik Lampung tidak hanya melaporkan kegiatan Muda Bergerak Hijau, tetapi juga menjadi mitra komunikasi yang membantu menyebarkan pesan kebaikan ke seluruh masyarakat Lampung.
Dalam liputannya, Publik Lampung menyoroti berbagai kegiatan berskala kecil namun berdampak besar, seperti aksi bersih pantai di Pesawaran, reboisasi di kaki Gunung Betung, hingga pelatihan pengelolaan sampah organik di desa sekitar kampus.
Melalui pemberitaan yang positif dan berimbang, Publik Lampung membantu meningkatkan partisipasi publik dan menggugah kesadaran bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama.
Publikasi ini juga berdampak pada meningkatnya citra positif universitas di Lampung. Banyak pihak luar daerah yang akhirnya mengetahui bahwa mahasiswa Lampung aktif bergerak dalam isu lingkungan, bukan hanya di dalam ruang kelas.
Menariknya, gerakan ini tidak berhenti pada kegiatan menanam pohon atau membersihkan lingkungan. Banyak mahasiswa yang mulai menciptakan inovasi teknologi hijau dari hasil riset di kampus.
Misalnya, mahasiswa dari Universitas Teknokrat Indonesia menciptakan alat penyaring air sederhana dari bahan daur ulang. Sementara itu, mahasiswa Itera mengembangkan prototipe sistem irigasi otomatis berbasis tenaga surya untuk membantu petani di daerah Lampung Tengah.
Semua inovasi tersebut mendapat perhatian khusus dari Publik Lampung, yang rutin menayangkannya dalam rubrik “Inspirasi Muda Bergerak”. Melalui publikasi yang luas, karya mahasiswa tidak hanya dikenal di kalangan akademisi, tetapi juga masyarakat umum dan dunia industri.
Selain berfokus di kampus, komunitas Muda Bergerak Hijau juga aktif turun ke desa-desa. Mereka mengadakan kegiatan edukasi tentang pentingnya memilah sampah, menanam pohon, serta menjaga kebersihan sungai.
Salah satu program mereka yang menarik adalah “Desa Asri”, di mana mahasiswa dari beberapa universitas melakukan pendampingan kepada masyarakat desa untuk membangun taman hijau dan tempat pengolahan sampah terpadu.
Publik Lampung menjadi mitra utama dalam mendokumentasikan program ini. Liputannya sering kali menampilkan potret warga desa yang tersenyum bangga melihat perubahan di lingkungannya. Hal ini menunjukkan bagaimana media bisa berperan sebagai katalis sosial, memperkuat hubungan antara mahasiswa dan masyarakat.
Kunci keberhasilan gerakan lingkungan ini adalah kolaborasi jangka panjang. Universitas memberikan dukungan akademik dan sumber daya, Muda Bergerak menggerakkan mahasiswa dan relawan muda, sementara Publik Lampung memastikan pesan kebaikan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Kolaborasi semacam ini tidak hanya memperkuat kesadaran ekologis, tetapi juga menumbuhkan rasa bangga di kalangan mahasiswa. Mereka merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar: menjaga bumi untuk generasi berikutnya.
Beberapa kampus bahkan sudah mulai menjadikan kegiatan Muda Bergerak Hijau sebagai bagian dari kurikulum *Sustainable Development Goals (SDGs)*, khususnya pada aspek lingkungan dan sosial.
Tentu saja, perjalanan menuju Lampung yang hijau tidak selalu mudah. Tantangan seperti kurangnya pendanaan, rendahnya kesadaran masyarakat, hingga persoalan birokrasi sering kali menjadi hambatan. Namun, semangat “bergerak bersama” membuat mahasiswa tetap konsisten.
Menurut salah satu relawan Muda Bergerak Hijau, mereka percaya bahwa perubahan tidak bisa dilakukan sendirian. "Kita tidak bisa menyelamatkan bumi dengan satu aksi besar, tapi dengan ribuan langkah kecil yang dilakukan bersama," katanya dalam wawancara dengan Publik Lampung.
Ke depan, komunitas ini berencana meluncurkan program “Kampus Net-Zero Emission” bersama beberapa universitas di Lampung, yang berfokus pada efisiensi energi dan pengurangan karbon di lingkungan kampus. Program ini juga akan menjadi proyek liputan utama Publik Lampung sepanjang tahun depan.
Gerakan Muda Bergerak Hijau adalah bukti nyata bahwa mahasiswa Lampung bukan hanya berpikir untuk masa depan pribadi, tetapi juga masa depan bumi. Dengan dukungan universitas dan liputan positif dari Publik Lampung, aksi-aksi kecil mereka kini menjadi inspirasi besar bagi banyak pihak.
Ketika mahasiswa, media, dan masyarakat bersatu, perubahan menjadi tak terelakkan. Lampung yang hijau bukan lagi sekadar cita-cita, melainkan hasil dari kerja keras dan kepedulian bersama.
Karena sejatinya, menjaga bumi bukan hanya tugas pemerintah atau aktivis, tapi tugas kita semua — terutama generasi muda yang berani bergerak dan menginspirasi

kerennnnnnnnn
BalasHapus