Publik Lampung Dukung Muda Bergerak dalam Membangun Wirausaha Mahasiswa Universitas di Lampung
Publik Lampung Dukung Muda Bergerak dalam Membangun Wirausaha Mahasiswa Universitas di Lampung
Di tengah tantangan ekonomi yang semakin kompleks, generasi muda Lampung tidak ingin sekadar menjadi pencari kerja. Mereka ingin menjadi pencipta lapangan kerja. Semangat inilah yang melahirkan gerakan Muda Bergerak Berwirausaha, sebuah inisiatif mahasiswa dari berbagai **universitas di Lampung** untuk mengembangkan potensi bisnis kreatif dan digital.
Gerakan ini mendapatkan perhatian besar dari Publik Lampung, media yang selalu konsisten mendukung inisiatif positif anak muda. Melalui liputan, wawancara, dan program kolaboratif, Publik Lampung ikut menumbuhkan semangat kewirausahaan di kalangan mahasiswa.
Kini, di berbagai kampus Lampung, wirausaha bukan lagi sekadar mata kuliah tambahan — tapi telah menjadi **budaya baru generasi muda yang ingin mandiri**.
Kewirausahaan di kalangan mahasiswa kini tidak hanya muncul karena tuntutan ekonomi, tapi karena dorongan untuk berinovasi. Banyak **universitas di Lampung** yang mulai membuka ruang bagi mahasiswa untuk berkreasi.
Di Universitas Lampung (Unila), misalnya, ada program “Studentpreneur” yang mendorong mahasiswa menciptakan produk dan jasa yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Mahasiswa bisa memulai dari hal sederhana, seperti usaha makanan lokal, produk ramah lingkungan, hingga aplikasi digital.
Sementara di Universitas Teknokrat Indonesia, terdapat program inkubasi startup yang memberikan pelatihan intensif, mentoring bisnis, hingga akses pendanaan. Semua kegiatan ini tidak lepas dari dukungan Publik Lampung, yang rutin menyiarkan profil dan kisah inspiratif para pengusaha muda Lampung.
Komunitas Muda Bergerak menjadi wadah bagi mahasiswa yang ingin menyalurkan energi dan kreativitasnya ke arah produktif. Mereka menggelar berbagai kegiatan seperti *Business Camp for Students*, *Youngpreneur Talkshow*, hingga *Pitching Day* antar kampus.
Tujuannya sederhana: membangun keberanian dan kemampuan mahasiswa dalam menghadapi dunia usaha yang kompetitif.
Salah satu contoh sukses adalah program “1000 Ide Bisnis Mahasiswa Lampung” yang diadakan oleh Muda Bergerak dengan dukungan beberapa universitas dan sponsor lokal. Publik Lampung meliput program tersebut secara luas, menampilkan kisah mahasiswa yang memulai bisnis dengan modal kecil, namun berhasil menembus pasar online nasional.
Liputan itu tidak hanya meningkatkan semangat peserta, tapi juga menarik perhatian investor dan pelaku UMKM Lampung yang tertarik berkolaborasi dengan generasi muda.
Media memiliki kekuatan besar dalam membentuk persepsi publik. Publik Lampung memahami hal itu, dan memilih menjadi bagian dari solusi dengan mempublikasikan kisah-kisah inspiratif anak muda yang bergerak di bidang kewirausahaan.
Dalam rubrik “Muda Bergerak”, Publik Lampung secara rutin menampilkan sosok mahasiswa yang sukses membangun bisnis dari nol — mulai dari usaha kopi lokal, produk kriya khas Lampung, hingga startup digital yang mempermudah kehidupan masyarakat.
Selain memberikan inspirasi, Publik Lampung juga menyediakan ruang diskusi daring dan webinar yang mempertemukan mahasiswa, pengusaha, dan akademisi. Melalui kegiatan ini, semangat berwirausaha di kalangan kampus semakin menyebar luas.
Generasi muda Lampung paham bahwa masa depan bisnis ada di tangan mereka yang mampu beradaptasi dengan teknologi. Karena itu, banyak mahasiswa kini mengembangkan **bisnis berbasis digital**.
Contohnya, sekelompok mahasiswa dari Universitas Teknokrat Indonesia menciptakan aplikasi “EcoMart”, platform jual beli produk ramah lingkungan dari pengrajin lokal. Ada juga mahasiswa Unila yang mendirikan “KopiNesia Lampung”, startup yang menghubungkan petani kopi langsung dengan konsumen tanpa perantara.
Semua kisah inspiratif ini diangkat oleh Publik Lampung dalam rangkaian liputan bertajuk “Inovasi Anak Muda Lampung”.
Liputan itu tidak hanya menyoroti sisi bisnis, tetapi juga bagaimana mahasiswa menggunakan teknologi untuk **memberdayakan masyarakat sekitar**
Peran universitas dalam mendukung kewirausahaan mahasiswa tidak bisa diremehkan. Beberapa kampus di Lampung bahkan sudah mendirikan **Pusat Inkubasi Bisnis Mahasiswa (PIBM)** yang bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan UMKM setempat.
Melalui pusat ini, mahasiswa bisa mendapatkan pelatihan bisnis, pendampingan hukum, hingga akses modal usaha mikro.
Gerakan Muda Bergerak berfungsi sebagai jembatan antara mahasiswa dan pelaku industri lokal, menciptakan sinergi ekonomi yang saling menguntungkan
Publik Lampung berperan sebagai “panggung publik” yang mempertemukan semua pihak ini melalui pemberitaan dan event bersama. Mereka percaya, ketika mahasiswa, kampus, pemerintah, dan media bersatu, maka ekonomi kreatif Lampung bisa menjadi salah satu yang paling berkembang di Sumatera.
Salah satu hal menarik dari gerakan kewirausahaan ini adalah **dampak sosialnya yang luas**. Mahasiswa yang dulunya hanya fokus belajar kini juga membantu masyarakat sekitar melalui bisnis sosial.
Contohnya, mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Intan menciptakan produk “Lampung Eco Bag”, tas dari kain daur ulang yang dibuat oleh ibu rumah tangga di desa binaan. Sebagian hasil penjualan digunakan untuk membantu biaya pendidikan anak-anak setempat.
Kisah-kisah seperti ini menjadi bukti nyata bahwa berbisnis tidak harus mengorbankan nilai sosial. Justru, dari bisnis inilah mahasiswa belajar tentang empati, tanggung jawab, dan keberlanjutan.
Dan berkat Publik Lampung, kisah-kisah itu bisa dikenal luas dan menginspirasi banyak orang di luar kampus.
Gerakan Muda Bergerak berhasil mengubah mindset mahasiswa tentang dunia kerja. Jika dulu tujuan kuliah adalah mencari pekerjaan tetap, kini banyak mahasiswa yang mulai berpikir untuk **menciptakan pekerjaan**.
Dalam berbagai seminar dan talkshow yang diliput oleh Publik Lampung, para pengusaha muda berbagi pengalaman tentang jatuh bangun mereka membangun bisnis. Dari situ, banyak mahasiswa belajar bahwa menjadi wirausahawan bukan berarti tanpa risiko, tetapi justru tentang keberanian mengambil langkah pertama.
Universitas kini mulai mengadaptasi semangat ini ke dalam sistem pembelajaran. Beberapa kampus bahkan memberikan nilai kredit akademik bagi mahasiswa yang aktif membangun usaha dan menunjukkan perkembangan bisnisnya.
Kewirausahaan bukan hanya tentang uang, tapi tentang keberanian untuk **bergerak dan memberi dampak**.
Melalui dukungan Publik Lampung, komunitas Muda Bergerak, dan berbagai universitas di Lampung, kini tumbuh generasi muda yang mandiri, inovatif, dan peduli terhadap masyarakat.
Mereka bukan hanya sedang membangun bisnis, tapi juga membangun **masa depan ekonomi daerah**. Dari kampus, dari komunitas, dari semangat kecil yang terus menyala — lahirlah pengusaha muda Lampung yang siap membawa perubahan besar.
Karena sejatinya, perubahan ekonomi bukan datang dari kebijakan besar, melainkan dari satu hal sederhana:
> “Anak muda yang berani bergerak, berani bermimpi, dan berani berbuat.”
Komentar
Posting Komentar